Dakwah bil-haal yaitu sebuah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata dengan maksud supaya yang didakwahi mencontoh. Kita tinggal menerjemahkan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari dan orang-orang disekitar kita yang memiliki hati nurani secara sukarela akan mencontoh. Dakwah model ini cukup sederhana dan cukup efektif. Bahkan kejahiliyahan itu menyebar luas karena kejahiliyahan itu disebarkan dengan contoh nyata bukan sekedar seruan-seruan. Model pakaian yang tidak syar’i, pergaulan bebas, pacaran, minum-minuman keras, perzinaan, korupsi, penipuan dan bentuk kejahiliyahan lainnya hampir semuanya disebarkan dengan contoh nyata bukan sekedar seruan-seruan lisan maupun tulisan. Sekali lagi, umat islam ini tinggal menerjemahkan ajaran islam dalam keseharian seperti mengesakan Allah, jujur, bersih, disiplin, tepat janji, pekerja keras, tanggung jawab dan ajaran islam lainnya, maka umat-umat yang lain akan terpanggil dengan dakwah ini.
Namun dakwah bil-haal saja nampaknya belum cukup. Kita juga harus melakukan dakwah bit-tadwin yaitu dakwah dengan tulisan. Selain itu dakwah bil-lisan yaitu dakwah dengan seruan lisan (dengan ceramah atau komunikasi langsung dengan objek dakwah). Dakwah bit-tadwin dan dakwah bil-lisan merupakan beban dakwah yang cukup berat bagi jiwa ini. Terasa berat karena terdapat tanggung jawab yang besar setelah dakwah dilakukan. Bahkan bisa jadi dakwah ini tidak mendatangkan pahala melainkan mendatangkan dosa bagi para da’i. Bagaimana tidak, berulang kali Allah melalui kitab-Nya dan sabda Rosul-Nya mengingatkan kita akan tanggung jawab yang besar ini. “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?”. [QS. Al Baqarah: 44]. “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”. [QS. As Shaff:3]
Dari Usamah bin Zaid RA bahwa dia mendengar Rosulullah SAW bersabda: “Seorang laki-laki didatangkan pada hari kiamat lalu dicampakkan ke dalam neraka, maka usus-ususnya keluar dengan cepat lalu dia berputar-putar pada tambatannya lalu penduduk neraka mengelilinginya. Mereka berkata, ‘Wahai fulan ada apa denganmu? Bukankah kamu dulu beramar ma’ruf nahi mungkar?’ Dia menjawab: ‘Aku beramar ma’ruf kepada kalian sementara aku sendiri tidak melakukannya dan bernahi mungkar kepada kalian sementara aku melakukannya.” [Shohih menurut M. Nashiruddin Al Albani]
Diriwayatkan dari Abu Barzah RA ia berkata, Rosulullah SAW bersabda: “Perumpamaan orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia dan melupakan dirinya sendiri adalah seperti lilin yang menerangi orang lain dan membakar dirinya’.” [Shohih Lighoirihi menurut M. Nashiruddin Al Albani]. Rosulullah SAW bersabda: “Pada malam Isra’ aku melewati suatu kaum yang mulut mereka dipotong dengan gunting dari api neraka. Aku bertanya, ‘Siapa mereka wahai Jibril?’ Jibril menjawab: ‘Ahli khutbah di kalangan umatmu yang mengatakan apa yang tidak mereka perbuat’.” [HR. Bukhori dan Muslim]
Inilah peringatan Allah. Mari kita semai benih kebaikan ini dari diri kita sendiri, keluarga kita, dan kerabat dekat kita.
Oleh : Dwi Apriyanto -HRD Marboth-
0 Response to "Dakwah Berbuah Dosa"
Posting Komentar