HADIRILAH
Seorang yang terdiri dengan banyak cairan darah, biasanya sanguinis, empedu kuning dengan koleris, phlegmatis diwakili dengan lendir, dan melankolis diwakili dengan empedu hitam. dan master altruis apabila memiliki dominasi yang seimbang dari keempatnya.
Di dalam buku tersebut ke-4 sifat ditulis (sekaligus utk menunjukkan emosi yang menonjol dari masing2 sifat!?) sebagai Sanguinis Populer (periang, ekspresif, spontan, populis), Melankolis Sempurna (analitis, teratur, perasa,perfeksionis), Koleris Kuat (bakat pemimpin, percaya diri, persuasif, kemauan kuat), dan Phlegmatis Damai (rendah hati, tenang, sabar, seimbang). Pengelompokan tsb, mula-mula ditetapkan oleh Hippocrates, 2400 tahun lalu. IMHO, isi buku-nya sangat well-organized.
Pada bagian I dipaparkan bahwa setiap orang membawa 'ke-unik-an' masing-masing. Dan perlu-nya masing-masing utk tahu ke-unik-an diri sendiri dan memahami ke-unik-an orang lain. Hingga kita sendiri tahu segi positif mana yang perlu ditonjolkan dan segi negatif mana yang perlu disingkirkan. Dan punya kesadaran bahwasanya,"hanya karena orang lain berbeda tidak berarti bahwa mereka salah". Dan dilanjutkan dengan soal-soal utk uji profil kepribadian secara cepat. Pada bagian II, dengan judul bab yang menarik dan terasa kita diajak utk menikmati potensi dari masing-masing sifat tsb. Dengan kalimat ajakan dipaparkan: "Mari kita bersenang-senang dengan Sanguinis Populer", "Mari terorganisasi dengan Melankolis Sempurna", "Mari kita Maju dengan Koleris Kuat", "Mari kita Rileks dengan Phlegmatis Damai. Sementara pada bagian III dipaparkan cara untuk mengatasi kelemahan pribadi kita. Secara umum dari ke-4 sifat tsb. ada sifat-sifat yang berlawanan yakni antara Sanguinis-Melankolis dan Koleris-Phlegmatis. Pada bagian III ini, diterangkan masalah berikut cara mengatasi-nya dari masing-masing sifat. Bahwa Sanguinis Populer perlu diorganisir, Melankolis Sempurna perlu digembirakan, Koleris Kuat perlu diperlunak, dan Phlegmatis Damai perlu dimotivasi.
Masuk ke bagian IV adalah hal yang sangat menarik. Di bagian ini dijelaskan 'campuran' dari sifat-sifat tsb dan apa hasilnya? Dan dilanjutkan masuk ke hal tentang hubungan dengan orang lain --yg notabene punya keunikan sifat-- ttg cara mengenali perbedaan pada orang lain dan cara menyesuaikan diri dengan orang lain.
Tentang campuran dikategorikan menjadi tiga macam, campuran alami, campuran pelengkap, dan campuran berlawanan. Yang tergolong campuran alami adalah Sanguinis/Koleris --yang mana sama-sama mudah bergaul, optimistis, verbalis-- dan Melankolis/Phlegmatis --yang mana sama-sama kalem, pesimistik, tidak ingin jadi pusat perhatian--. Campuran Sanguinis/Koleris memiliki potensi besar menjadi pemimpin dimana mampu memberi pengarahan orang lain dan membuat mereka menikmati kerja. Dari sisi negatif bisa menghasilkan orang yang sok berkuasa tetapi tidak tahu apa yang dikatakan; suka memonopoli pembicaraan. Sementara campuran Melankolis/Phlegmatis berpotensi membentuk pendidik besar dimana kekuatan analitis, teratur dari Melankolis ditingkatkan kemampuan Phlegmatis untuk menyesuaikan dengan yang lain dan menyajikan materi dengan cara yang menyenangkan. Sisi negatif-nya ada kemungkinan kesulitan dalam pembuatan keputusan.
Pada campuran pelengkap --perpaduan yang sesuai dan melengkapi kekurangan pada yg lain--, adalah campuran Koleris/Melankolis yang berorientasi kerja dan campuran Sanguinis/Phlegmatis dalam pergaulan. Watak Koleris/Melankolis adalah orang bisnis yang terbaik, karena perpaduan kepemimpinan, motivasi, berorientasi tujuan (Koleris) dengan pikiran, analitis, terjadwal (Melankolis). Tidak ada yang bisa melebihi perpaduan ini untuk meraih kesuksesan!! Sementara campuran Sanguinis/Phlegmatis menjadikan seorang sahabat yang paling baik. Watak Sanguinis membikin ceria Phlegmatis, sebaliknya watak Phlegmatis dapat meredakan gejolak emosi naik-turun dari Sanguinis.
Pada campuran berlawanan dikatakan oleh Florence bahwa bisa membawa ke permasalahn emosi, dimana muncul pertentangan batin pada diri seseorang. Yang tergolong campuran ini adalah Sanguinis/Melankolis dan Koleris/Phlegmatis. Contoh pada Sanguinis/Melankolis ketika watak Sanguinis mengatakan,"Mari kita pergi untuk bersenang-senang" dan dalam perjalanan sifat Melankolis mengekang kemajuannya. Pada Koleris/Phlegmatis mempunyai konflik besar pada konteks "bekerja atau tidak bekerja". Watak Phlegmatis ingin bersantai, sementara watak Koleris merasa bersalah kalau tidak kerja untuk produktif. Bila merasa memiliki jenis campuran ini, perlu disingkap watak mana yang lebih dominan.
Pada hubungan dengan orang lain (masih pada bagian IV), terdapat bab yang menarik yaitu: bab 14: Tarikan yang Berlawanan. Seakan sunnatullah bahwa apa yang berlawanan akan saling menarik berlaku juga dalam hubungan antar manusia. Dan kebetulan antara si-penulis Florence dan Fred (suaminya) memiliki kepribadian yang berlawanan. Watak istri adalah Sanguinis sementara watak suami adalah Melankolis. Hingga merupakan contoh yang jelas-jelas nyata dan cukup detail diterangkan oleh penulis. Dan dari pengalaman penulis meneliti tentang watak-watak, diperoleh bahwa, jarang menemukan orang dari watak yang sama saling menikahi lainnya. Penulis mengatakan, "Ketika kami melihat kekuatan individu- individu, kami tahu bahwa merupakan aset besar mempersatukan watak-watak yang berlawanan. Karena orang Sanguinis periang bisa meningkatkan semangat orang Melankolis. Karena orang Melankolis terorganisasi maka membuat orang Sanguinis mendapat keutuhan. Setelah kami bisa mengerti bahwa kekuatan seorang teman hidup mengisi kelemahan lainnya, kami bisa bersyukur untuk perbedaan kami dan berhenti berusaha mengubah orang lainnya." Pada bagian awal (bagian I) penulis menceritakan saat masing-masing tidak/belum mengenal dan memahami watak dari pasangannya, setiap muncul 'kesalahan' yang dirasa oleh salah satu di antara mereka terhadap pasangannya, mereka saling menyalahkan dan berusaha untuk mengubahnya. Dikatakan oleh penulis Selama bertahun-tahun Fred memahat dan mengikis kegagalan saya -- dan saya secara teratur mengampelas garis-garisnya yang salah. Tetapi tidak seorang pun di antara kami yang makin membaik!" Dan mereka sadar bahwa hal tersebut bagaikan masing-masing berusaha membuat kembali yang lain. Dan itu mustahil!! Untuk mengurangi potensi konflik, tiap pasangan mula-mula harus memahami watak mereka masing-masing yang saling bertentangan dan kemudian berusaha antara satu dan lainnya agar hal-hal yang ekstrim ini bergerak menuju titik tengah (berkompromi). Orang Sanguinis harus merapikan kehidupannya, sementara orang Melankolis harus menyadari alangkah berat hal itu untuk mereka lakukan. Orang Melankolis harus menurunkan standarnya dan tidak merasa tertekan kalau didapat pasangannya adalah orang yang tidak sempurna.
Pada bagian akhir (bagian V), penulis menekankan pentingnya kekuatan spiritual untuk menerima 'anugrah' watak kita masing-masing. Semestinya kita bersyukur terhadap apa yang kita terima baik itu berupa kekuatan maupun kelemahan pada diri kita. Kekuatan semestinya kita manfaatkan sebaik-baiknya, sementara kelemahan merupakan semacam ujian yang harus kita atasi. Dan bersyukur pula dengan beragam-nya watak-watak yang ada disekeliling kita. Allah bisa menjadikan semua Sanguinis dan mendapat banyak kesenangan, tetapi hanya sedikit yang akan dicapai. Dia bisa menjadikan semua Melankolis dan semua serba teratur dan rapi, tetapi tidak begitu gembira. Dia bisa menjadikan semua Koleris dan semua bakat memimpin, tetapi tidak sabar karena tidak ada seorang pun yang akan mengikuti. Dan Dia bisa menjadikan semua Phlegmatis dan mempunyai dunia yang damai, tetapi tidak banyak antusiasme untuk hidup.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dari Abu Barzah Al-Aslami radhiyallahu ’anhu ia berkata: “Jika Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam hendak bangun dari suatu majelis beliau membaca: Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika “Maha Suci Engkau ya Allah dan segala puji bagiMu, aku bersaksi bahwa tiada ilah selain Engkau aku mohon ampun dan bertaubat kepadaMu". Seorang sahabat berkata: “Ya Rasulullah, engkau telah membaca bacaan yang dahulu tidak biasa engkau baca?” Beliau menjawab: “Itu sebagai penebus dosa yang terjadi dalam sebuah majelis.” (HR Abu Dawud 4217)
0 Response to "Resensi Personality Plus"
Posting Komentar