HADIRILAH
Doa itu senjata sakti dan kadang disepelekan harakah Islam dalam banyak waktu. Doa juga ibadah, bahkan ibadah paling agung, seperti disebutkan di salah satu hadits. Doa itu senjata yang tidak pernah meleset, panah yang tidak pernah gagal mengenai sasaran, benteng kokoh tempat berlindung insan Muslim dan gerakan dakwah dari tindakan makar pembuat makar, kebengisan diktator, dan kesombongan orang sombong. Kepada siapa Anda berdoa, jika tidak kepada Allah Ta’ala? Kepada siapa Anda meminta, jika tidak kepada Dzat yang memiliki segala-galanya? Kepada siapa Anda berlindung, jika tidak kepada Allah Ta’ala, yang merupakan pemilik langit, bumi, dan apa saja yang ada di antara keduanya, serta jikaberkata kepada sesuatu, “Jadilah,” maka sesuatu itu menjadi ada? Dengan dzikir dan doa, orang Muslim secara umum dan aktivis Islam secara khusus berlindung kepada Allah Ta’ala, sebagaimana budak ketakutan berlindung di rumah tuannya. Aktivis Islam membutuhkan Allah Ta’ala, baik dalam urusan dunia, atau akhirat, atau dakwah, atau amar ma’ruf nahi munkar, atau gerakan jihad, atau kesulitan, atau kemakmuran, atau perang, atau masa damai mereka.
Seorang yang terdiri dengan banyak cairan darah, biasanya sanguinis, empedu kuning dengan koleris, phlegmatis diwakili dengan lendir, dan melankolis diwakili dengan empedu hitam. dan master altruis apabila memiliki dominasi yang seimbang dari keempatnya.
Di dalam buku tersebut ke-4 sifat ditulis (sekaligus utk menunjukkan emosi yang menonjol dari masing2 sifat!?) sebagai Sanguinis Populer (periang, ekspresif, spontan, populis), Melankolis Sempurna (analitis, teratur, perasa,perfeksionis), Koleris Kuat (bakat pemimpin, percaya diri, persuasif, kemauan kuat), dan Phlegmatis Damai (rendah hati, tenang, sabar, seimbang). Pengelompokan tsb, mula-mula ditetapkan oleh Hippocrates, 2400 tahun lalu. IMHO, isi buku-nya sangat well-organized.
Dari Abu Barzah Al-Aslami radhiyallahu ’anhu ia berkata: “Jika Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam hendak bangun dari suatu majelis beliau membaca: Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika “Maha Suci Engkau ya Allah dan segala puji bagiMu, aku bersaksi bahwa tiada ilah selain Engkau aku mohon ampun dan bertaubat kepadaMu". Seorang sahabat berkata: “Ya Rasulullah, engkau telah membaca bacaan yang dahulu tidak biasa engkau baca?” Beliau menjawab: “Itu sebagai penebus dosa yang terjadi dalam sebuah majelis.” (HR Abu Dawud 4217)