Ahlan Wa Sahlan

By Admin Marboth - Juli - 2010

Selamat Datang...!! Blog ini adalah sarana informasi dari Masjid Al-Hurriyyah, Institut Pertanian Bogor, Dramaga. Masjid Al Hurriyyah berdiri pada tahun 1965 dengan bentuk yang kecil, sederhana dan berada di tengah hutan . Pada tahun 1992 di sebelah kiri mesjid Al Hurriyyah yang pertama di bangun mesjid yang lebih besar, yang mampu menampung jamaah 1.000 orang tahun 1997, pengelolaannya masih berada satu yayasan dengan Yayasan Al Ghifari yang juga mengelola Masjid Al Ghifari IPB di Kampus Gunung Gede.

Tanyakanlah "Pertanyaanmu"

By Ibn Dja'far - Juli - 2010

Tanda tanya. Itulah salah satu tanda untuk mengakhiri sebuah pertanyaan. Bentuknya unik, berkelok seperti tersirat bahwa ada sesuatu yang harus diluruskan, entah kebenarannya, faktanya, keasliannya, atau yang lainnya tergantung dari jenis pertanyaan yang kita ajukan. Bertanya itu perlu, dan sudah memang seharusnya kita selalu mengajukan pertanyaan atas ketidaktahuan kita akan sesuatu, karena sejatinya hidup ini tidak lain berawal dari "tidak tahu"-"tahu"-dan "tidak tahu" lagi, alias lupa(pikun).

Tips Memperbaiki Diri (Bagian 1)

By Dwi Apriyanto - Juli - 2010

Berbagai jalan kebaikan enggan ditempuh. Sholat malam malas dikerjakan. Puasa sunah tidak pernah dilakukan. Majlis talim jarang dihadiri. Rukuk dan sujud di masjid sering ditinggalkan. Membaca Al Quran tidak diminati. Menolong orang enggan dilakukan. Infaq fi sabilillah terasa berat. Menyeru kebaikan dan mencegah kejahatan sungkan dilakukan. Perintah Allah tidak dikerjakan. Berbagai jalan kemaksiatan terus ditempuh. Hawa nafsu senantiasa diikuti. Lisan berkata kotor dan tidak berguna. Sifat malas selalu melekat. .

Menilai Diri Dari Cara Berdoa

By Dwi Apriyanto - Juli - 2010

Doa merupakan permohonan seorang hamba kepada Rabbnya untuk memperoleh sesuatu yang diharapkan atau sesuatu yang dicita-citakan. Tidak hanya orang beriman yang berdoa kepada Allah. Orang kafir pun merasa butuh berdoa kepada Allah. Orang-orang kafir yang berdoa kepada Allah diceritakan dalam surat Al An Kabut ayat 45 .

DAKWAH BERBUAH DOSA

By Dwi Apriyanto - Juli - 2010

Dakwah merupakan kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam.

ISLAM TIDAK BOLEH SEKEDAR TEORI

By Dwi Apriyanto - Juli - 2010

Hampir seluruh kejahiliyahan di dunia ini berbentuk nyata. Kejahiliyahan itu bukan sekedar teori di otak. Tapi kejahiliyahan itu benar-benar ada teorinya dan ada wujud nyatanya dalam kehidupan. Sistem komunis itu ada teorinya dan ada pula wujud nyatanya,buktinya ada negara komunis yang diatur secara komunis.

INILAH BISNIS YANG PALING MENGUNTUNGKAN

By Dwi Apriyanto - Juli - 2010

Tidak ada bisnis yang lebih menguntungkan daripada bisnis ini. Ini adalah model transaksi jual beli yang paling menguntungkan. Siapa yang bergabung dengan bisnis ini dijamin tidak akan menyesal dan tidak sedikit pun akan dirugikan. Bisnis ini menjanjikan keuntungan yang luar biasa besarnya. Belum pernah ada dan tidak akan pernah ada model bisnis yang lebih menguntungkan daripada bisnis ini. Inilah bisnis. Inilah transaksi. Inilah jual beli. Yang paling menguntungkan di jagad ini.

Sejarah Al Hurriyyah

Posted by Admin Marboth - Juli - 2010

Mesjid Al Hurriyyah berdiri pada tahun 1965 dengan bentuk yang kecil, sederhana dan berada di tengah hutan . Pada tahun 1992 di sebelah kiri mesjid Al Hurriyyah yang pertama di bangun mesjid yang lebih besar, yang mampu menampung jamaah 1.000 orang tahun 1997, pengelolaannya masih berada satu yayasan dengan Yayasan Al Ghifari yang juga mengelola Masjid Al Ghifari IPB di Kampus Gunung Gede.

HADIRILAH

HADIRILAH

Tradisi Perayaan Tahun Baru Masehi

Posted by Marboth Al-Hurriyyah On 15.45

Hadirin, ternyata perayaan tahun baru tidak hanya sebatas merengkuh kebersamaan saja. Tradisi perayaan tahun baru di beberapa negara terkait dengan ritual keagamaan atau kepercayaan mereka terhadap DEWA.
Contohnya di Brazil. Pada tengah malam setiap tanggal 1 Januari, orang-orang Brazil berbondong-bondong menuju pantai dengan pakaian putih bersih. Mereka menaburkan bunga di laut, mengubur mangga, pepaya dan semangka di pasir pantai sebagai tanda penghormatan terhadap sang dewa Lemanja. Dewa laut yang terkenal dalam legenda negara tersebut
Seperti halnya di Brazil, orang Romawi kuno pun saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian tahun. Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Janus, dewa pintu dan semua permulaan. Menurut sejarah, bulan Januari diambil dari nama dewa bermuka dua ini (satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang).
Sedangkan menurut kepercayaan orang Jerman, jika mereka makan sisa hidangan pesta perayaan New Year's Eve di tanggal 1 Januari, mereka percaya tidak akan kekurangan pangan selama setahun penuh. Berikut akan disampaikan mengenai sejarah Tahun Masehi

Sejarah Tahun Masehi
Hadirin, di tengah gencarnya ajakan dari sana-sini untuk merayakan tahun baru, kita justru sedih. Sedih karena banyak di antara kita, khususnya Umat Islam, tidak ngeh kalau perayaan tahun baru merupakan bagian dari hari suci umat Kristen. Seperti yang tercantum dalam pernyataan dari kedubes AS perihal sejarah dan perayaan tahun baru.
Bagi orang kristen yang mayoritas menghuni belahan benua Eropa, tahun baru masehi dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus atau Isa al-Masih, sehingga agama Kristen sering disebut agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun disebut tahun Sebelum Masehi (SM) dan sesudah Yesus lahir disebut tahun Masehi.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, tanggal 1 Januari dirayakan sebagai hari tahun baru. Tepatnya tanggal 1 Januari tahun 45 Sebelum Masehi (SM). Tak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, dia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ke-7 SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, ahli astronomi dari Aleksandria, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir.
Sementara kalender sekarang yang banyak dicari di akhir tahun adalah Kalender Gregorian atau kalender Masehi. Kalender ini yang dinobatkan sebagai standard penghitungan Hari Internasional. Pada mulanya kalender ini dipakai untuk menentukan jadwal kebaktian gereja-gereja Katolik dan Protestan. Termasuk untuk menentukan perayaan Paskah di seluruh dunia.

Hindari Tasyabuh...
Hadirin, sekarang kita tahu bahwa perayaan pergantian tahun merupakan tradisi yang berasal dari orang kafir. Dengan dukungan sumber informasi dunia yang mereka kuasai, mereka menyeru dan mempublikasikan hari-hari besarnya ke seluruh lapisan masyarakat serta dibuat kesan seolah-olah hal itu merupakan hari besar yang sifatnya umum, populer, tren, dan bisa diperingati oleh siapa saja. Padahal ini merupakan salah satu cara mereka untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya.
Sialnya, banyak dari kita yang tidak menyadari serangan budaya ini. Terlena oleh acara malam tahun baru yang dikemas secara apik dan menarik. Rasul dengan tegas melarang umatnya untuk meniru-niru budaya atau tradisi agama atau kepercayaan lain. Rasulullah saw. bersabda: Barangsiapa yang menyerupai (bertasyabuh) suatu kaum, maka ia termasuk salah seorang dari mereka. (HR. Abu Dawud, Ahmad, dan ath-Thabrani)
Dalam hadits lain diceritakan: ada seorang lelaki yang datang kepada Rasulullah saw. untuk meminta fatwa karena ia telah bernadzar memotong hewan di Buwanah (nama sebuah tempat), maka Nabi saw. menanyakan kepadanya (yang artinya): Apakah di sana ada berhala, dari berhala-berhala orang Jahiliyah yang disembah? Dia menjawab, Tidak. Beliau bertanya, Apakah di sana tempat dilaksanakannya hari raya dari hari raya mereka ? Dia menjawab, Tidak. Maka Nabi bersabda, Tepatillah nadzarmu, karena sesungguhnya tidak boleh melaksanakan nadzar dalam maksiat terhadap Allah dalam hal yang tidak dimiliki oleh anak Adam [Hadits Riwayat Abu Daud dengan sanad yang sesuai dengan syarat al-Bukhari dan Muslim]
Hadits di atas mengajarkan kita untuk menghindari syiar dan ibadah orang kafir baik yang berkaitan dengan tempat maupun waktu. Meski itu dalam rangka beribadah kepada Allah. Sebab hal itu sama saja turut menghidupkan syi'ar-syi'ar mereka.
Hadirin, semoga dalil di atas cukup mampu mengerem keinginan untuk berpartisipasi dalam perayaan tahun baru atau hari-hari besar umat lain. Kecuali kalau kita mau digolongkan ke dalam penganut agama selain Islam. Tahu dong, konsekuensinya kalau Allah menggolongkan kita ke dalam golongan orang-orang kafir. Kita bakal kekal  di neraka.

Apa yang Harus Kita Perbuat
Pertama , kita tidak perlu malu dan segan untuk menolak ajakan teman untuk hura-hura dan pesta-pora di malam tahun baru. Di hadapan temen-temen boleh jadi kita dianggap sombong, tidak toleran, atau malah dikira makhluk asing karena beda'. Tapi di hadapan Allah, kita bisa termasuk golongan para penghuni surga. Amiin.
Kedua , kita tidak ikut tahun baruan bukan berarti kita tidak peduli dengan pergantian tahun. Tetep kita menyadari kalo pergantian tahun merupakan bagian dari perubahan waktu. Saking sadarnya, kita mencoba mensikapi waktu seperti yang dicontohkan tauladan kita, Nabi saw. Bukan dengan euforia bergelimang maksiat, tapi sebagai alat ukur untuk mengevaluasi kemajuan diri kita.
Rasulullah saw. bersabda: Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan baik amalannya, dan sejelek-jeleknya manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan jelek amalannya. (HR. Ahmad)
Hadirin, kesempatan yang Allah berikan tidak akan datang dua kali. Waktu yang telah kita lewati tidak akan bisa diputar ulang. Tapi akan terus lari dan pergi.
Kita perlu sadari bahwa kita tidak akan selamanya muda. Jika usia kita panjang, mau tidak mau, waktu akan mengantarkan kita memasuki kehidupan orang dewasa dengan segudang permasalahannya. Apa yang kita harapkan di masa depan jika sekarang kita lebih senang hura-hura dan pesta-pora dibanding memanfaatkan waktu untuk mengasah keterampilan, pola sikap, dan pola pikir kita.
Suatu saat juga kita akan sampai di ujung waktu. Satu masa dalam hidup saat kita tidak mungkin diberi kesempatan ulang untuk berbuat baik atau bertaubat. Masihkah kita memimpikan kesenangan surgawi di kala kita sibuk mengejar materi dan popularitas dengan mengorbankan aturan Ilahi.
Karena itu, mari kita sama-sama sambut kesempatan yang Allah berikan dengan memperbanyak amal saleh dan mengurangi amal salah. Kita luruskan niat dalam berperilaku semata-mata mengharap ridho Allah Swt. Kita ringankan langkah kaki menuju taman-taman surga tempat mengkaji, memahami, meyakini semua aturan Allah SWT. Kita kuatkan pijakan kaki kita di atas akidah Islam di tengah serangan budaya dan pemikiran Barat. Kita padati hari-hari kita untuk siapkan perbekalan dalam menghadapi masa tua dan masa persidangan Yaumul Hisab kelak. Terakhir, kita semayamkan dalam diri kita semangat perjuangan Rasulullah saw., para shahabat, tabi'in untuk mengembalikan Izzah Islam. Menjadikan hari ini lebih baik dari pada hari kemarin. Dan hari esok menjadi lebih baik lagi daripada hari ini.

0 Response to "Tradisi Perayaan Tahun Baru Masehi "

Posting Komentar

Dari Abu Barzah Al-Aslami radhiyallahu ’anhu ia berkata: “Jika Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam hendak bangun dari suatu majelis beliau membaca: Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika “Maha Suci Engkau ya Allah dan segala puji bagiMu, aku bersaksi bahwa tiada ilah selain Engkau aku mohon ampun dan bertaubat kepadaMu". Seorang sahabat berkata: “Ya Rasulullah, engkau telah membaca bacaan yang dahulu tidak biasa engkau baca?” Beliau menjawab: “Itu sebagai penebus dosa yang terjadi dalam sebuah majelis.” (HR Abu Dawud 4217)

Profil DKM Al-Hurriyyah