Ahlan Wa Sahlan

By Admin Marboth - Juli - 2010

Selamat Datang...!! Blog ini adalah sarana informasi dari Masjid Al-Hurriyyah, Institut Pertanian Bogor, Dramaga. Masjid Al Hurriyyah berdiri pada tahun 1965 dengan bentuk yang kecil, sederhana dan berada di tengah hutan . Pada tahun 1992 di sebelah kiri mesjid Al Hurriyyah yang pertama di bangun mesjid yang lebih besar, yang mampu menampung jamaah 1.000 orang tahun 1997, pengelolaannya masih berada satu yayasan dengan Yayasan Al Ghifari yang juga mengelola Masjid Al Ghifari IPB di Kampus Gunung Gede.

Tanyakanlah "Pertanyaanmu"

By Ibn Dja'far - Juli - 2010

Tanda tanya. Itulah salah satu tanda untuk mengakhiri sebuah pertanyaan. Bentuknya unik, berkelok seperti tersirat bahwa ada sesuatu yang harus diluruskan, entah kebenarannya, faktanya, keasliannya, atau yang lainnya tergantung dari jenis pertanyaan yang kita ajukan. Bertanya itu perlu, dan sudah memang seharusnya kita selalu mengajukan pertanyaan atas ketidaktahuan kita akan sesuatu, karena sejatinya hidup ini tidak lain berawal dari "tidak tahu"-"tahu"-dan "tidak tahu" lagi, alias lupa(pikun).

Tips Memperbaiki Diri (Bagian 1)

By Dwi Apriyanto - Juli - 2010

Berbagai jalan kebaikan enggan ditempuh. Sholat malam malas dikerjakan. Puasa sunah tidak pernah dilakukan. Majlis talim jarang dihadiri. Rukuk dan sujud di masjid sering ditinggalkan. Membaca Al Quran tidak diminati. Menolong orang enggan dilakukan. Infaq fi sabilillah terasa berat. Menyeru kebaikan dan mencegah kejahatan sungkan dilakukan. Perintah Allah tidak dikerjakan. Berbagai jalan kemaksiatan terus ditempuh. Hawa nafsu senantiasa diikuti. Lisan berkata kotor dan tidak berguna. Sifat malas selalu melekat. .

Menilai Diri Dari Cara Berdoa

By Dwi Apriyanto - Juli - 2010

Doa merupakan permohonan seorang hamba kepada Rabbnya untuk memperoleh sesuatu yang diharapkan atau sesuatu yang dicita-citakan. Tidak hanya orang beriman yang berdoa kepada Allah. Orang kafir pun merasa butuh berdoa kepada Allah. Orang-orang kafir yang berdoa kepada Allah diceritakan dalam surat Al An Kabut ayat 45 .

DAKWAH BERBUAH DOSA

By Dwi Apriyanto - Juli - 2010

Dakwah merupakan kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam.

ISLAM TIDAK BOLEH SEKEDAR TEORI

By Dwi Apriyanto - Juli - 2010

Hampir seluruh kejahiliyahan di dunia ini berbentuk nyata. Kejahiliyahan itu bukan sekedar teori di otak. Tapi kejahiliyahan itu benar-benar ada teorinya dan ada wujud nyatanya dalam kehidupan. Sistem komunis itu ada teorinya dan ada pula wujud nyatanya,buktinya ada negara komunis yang diatur secara komunis.

INILAH BISNIS YANG PALING MENGUNTUNGKAN

By Dwi Apriyanto - Juli - 2010

Tidak ada bisnis yang lebih menguntungkan daripada bisnis ini. Ini adalah model transaksi jual beli yang paling menguntungkan. Siapa yang bergabung dengan bisnis ini dijamin tidak akan menyesal dan tidak sedikit pun akan dirugikan. Bisnis ini menjanjikan keuntungan yang luar biasa besarnya. Belum pernah ada dan tidak akan pernah ada model bisnis yang lebih menguntungkan daripada bisnis ini. Inilah bisnis. Inilah transaksi. Inilah jual beli. Yang paling menguntungkan di jagad ini.

Sejarah Al Hurriyyah

Posted by Admin Marboth - Juli - 2010

Mesjid Al Hurriyyah berdiri pada tahun 1965 dengan bentuk yang kecil, sederhana dan berada di tengah hutan . Pada tahun 1992 di sebelah kiri mesjid Al Hurriyyah yang pertama di bangun mesjid yang lebih besar, yang mampu menampung jamaah 1.000 orang tahun 1997, pengelolaannya masih berada satu yayasan dengan Yayasan Al Ghifari yang juga mengelola Masjid Al Ghifari IPB di Kampus Gunung Gede.

HADIRILAH

HADIRILAH
Proyek Pengecatan Tampilan Luar Masjid Al-Hurriyyah
 




Proses Renoavasi Tempat Penitipan Sendal Lantai Dasar (Ikhwan)

Idul Qurban di Al-Hurriyyah 1434H

Posted by Marboth Al-Hurriyyah On 11.10 0 comments
Alhamdulillah, pada Idul Adha 1434H kali ini, Panitia Kurban DKM Al-Hurriyyah menerima penyaluran hewan kurban dari Jamaah sekitar sebanyak 44 ekor kambing/domba dan 1 ekor sapi.
Pemotongan dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Dzulhijjah 1434H/15 Oktober 1434H di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) - Fakultas Peternakan IPB, Dramaga.

Pembagian daging dilakukan melalui sistem bagi kupon kepada yang berhak menerimanya sekitar lingkar kampus IPB, Dramaga. Alhamdulillah kami, Panitia Kurban DKM Al-Hurriyyah berhasil membagikan lebih dari 1000 kantong. Semoga di tahun berikutnya bisa lebih baik lagi. Mohon maaf atas pelayanan kami yang masih kurang.
#IPBberkurban

Mengubah dengan Kekuatan Teladan

Posted by Marboth Al-Hurriyyah On 11.08 0 comments

Mudah-Mudahan kita semua tidak menjadi contoh keburukan bagi orang lain. Mudah-mudahan anak-anak kita tidak mencontoh perilaku buruk yang pernah khilaf kita, para orang tuanya lakukan. Dan mudah-mudahan pula anggota lingkungan masyarakat kita tidak menjadikan kita sebagai salah satu figur keburukan, akibat perilaku buruk yang kita lakukan.
Alangkah ruginya dalam hidup yang cuma sekali-kalinya ini dan orang lain meniru keburukan kita, naudzubillah. Ingatlah bahwa jika kita berperilaku buruk dan tidak bermoral, maka ketika orang berbicara, akan berbicara tentang keburukan kita. Apalagi jika orang lain mencontoh perilaku buruk itu, berarti kita juga akan memikul dosanya.
Namun seandainya justru orang atau masyarakat di sekitar kita yang berperilaku kurang baik, maka sudah sewajarnya bila kita menekadkan diri untuk mengubahnya menuju arah kebaikan.
Lalu, bagaimana cara mengubah orang menjadi lebih baik secara efektif ?
Salah satu caranya adalah dengan kekuatan suri tauladan atau menjadi contoh terlebih dahulu. Jika ingin mengubah orang lain, maka pertanyaan pertama yang harus dilakukan adalah sudah pantaskah kita menjadi contoh kebaikan akhlak bagi orang lain? Sudahkah kita menjadi suri tauladan bagi apa yang kita inginkan ada pada diri orang lain itu?

Rasulullah SAW gemilang menyeru ummat ke jalan-Nya, mengubah karakter ummat dari zaman kegelapan menuju jalan penuh cahaya yang ditempuh hampir 23 tahun. Salah satu pilar strategi keberhasilannya adalah karena Rasul memiliki kekuatan suri tauladan yang sungguh luar biasa. Yakinlah bahwa cara paling gampang mengubah orang lain sesuai keinginan kita adalah dengan cara menjadikan diri kita sebagai media atau contoh yang layak ditiru.

Karenanya, jangan bercita-cita memiliki anak yang santun, lembut, kalau kesantunan dan kelembutan itu tidak ada dalam diri orang tuanya. Jangan bercita-cita punya anak yang tahu etika, kalau cara mendidik yang dilakukan orang tuanya tidak menggunakan etika. Sangat mustahil akan terwujud ketika para pimpinan ingin anggotanya berdisiplin, padahal disiplin itu bukan bagian dari diri pimpinannya. Contoh sederhana, mengapa P4 gagal menjadi pedoman hidup yang jadi acuan bangsa Indonesia ? Karena tidak ada contoh tauladannya. Siapa sekarang pemimpin bangsa ini yang paling Pancasilais ? Susah mencarinya. Seumpama mata air di pegunungan yang sudah keruh tercemar. Kalau dari sumbernya sudah keruh, walau yang di bawah di bening-beningkan juga tidak akan bisa. Di hilir menjadi keruh karena di hulunya juga keruh. Orang tua ingin anak-anaknya tidak merokok padahal ternyata orang tuanya perokok berat, bagaimana mungkin ? Para guru ingin murid-muridnya tidak mengganja, padahal ganja itu awalnya dari rokok, dan ternyata para guru merokok di depan murid-muridnya. Jangan-jangan kita yang menjerumuskan mereka ?
Di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta ada sebuah contoh menarik tentang mengapa anak-anak menjadi seorang perokok atau pengganja.
Di salah satu dindingnya tergantung sebuah potret seorang ibu yang sedang menimang-nimang bayinya, dan ternyata si ibu ini melakukannya sambil merokok.

Tidak bisa tidak. Perilaku si Ibu ini merupakan contoh bagi si bayi yang ada dipangkuannya. Sayang sekali kita terlalu banyak menuntut pada orang lain, padahal sebenarnya yang paling layak kita tuntut adalah diri kita sendiri. Para guru bertanggung jawab kalau para murid akhlaknya menjadi jelek. Karena mungkin akhlak Pak Gurunya dan Akhlak BU Gurunya kurang baik. Lihat moral para mahasiswa yang bejat, kumpul kebo, mengganja, dan sebagainya. Tidak usah heran, lihatlah akhlak para dosennya, moral para dosennya yang mungkin tidak jauh berbeda. . Santri di pondok-pondok jadi turun ibadahnya, jelek akhlaknya, jarang tahajutnya, lihat saja akhlak para ustadnya. Di kantor karyawan sering datang terlambat, kinerjanya tidak optimal, kasus kehilangan meningkat, lihat saja akhlak pimpinannya. Pimpinan mencuri, karyawan pun akan mencontohnya dengan mencuri pula.
Oleh karena itu, pertanyaan yang harus selalu kita lakukan adalah sudahkah diri kita ini menjadi contoh kebaikan atau belum ? Omong kosong kita bicara masalah disiplin atau masalah aturan, kalau ternyata kita sendiri belum membiasakan diri untuk berdisiplin atau taat aturan. Sehebat apapun kata-kata yang terlontar dari mulut ini, perilaku yang terpancar dari pribadi kita justru akan jauh berpengaruh lebih dahsyat daripada kata-kata. Bersiap-siaplah untuk menderita bagi seorang ayah yang tidak bisa menjadi contoh kebaikan bagi anak-anaknya.

Bersiaplah untuk memikul kepahitan bagi seorang ayah yang tidak dapat menjadi suri tauladan bagi keluarga dan keturunannya. Bersiap-siaplah untuk menghadapi perusahaan yang ruwet dan rumit kalau seorang atasan tidak menjadi contoh bagi karyawannya. Bersiaplah menghadapi kepusingan jikalau seorang pimpinan tidak menjadi contoh bagi yang dipimpinnya.
Ingat, jangan mimpi mengubah orang lain sebelum diawali dengan mengubah diri sendiri. Allah SWT, dengan tegas menyatakan kemurkaannya bagi orang yang menyuruh berperilaku apa-apa yang sebenarnya tidak ia lakukan.  "Sungguh besar kemurkaan di sisi ALLAH bagi orang yang berkata-kata apa-apa yang tidak diperbuatnya" (QS Ash Shaaf 21 : 3).
Bukan tidak boleh berkata-kata, tapi kemuliaan akhlak pribadi akan jauh lebih memperjelas kata-kata kita. Dan menjadi contoh juga tidak akan efektif kecuali contoh itu penuh keikhlasan. Karena ada pula yang memberi contoh tapi riya, ingin dipuji, ingin dinilai orang lain hebat, ingin dihormati, dan ingin dihargai. Kalau tujuannya seperti ini, tidak akan berarti apa-apa. Hati hanya bisa disentuh oleh hati lagi. Contoh yang tidak ikhlas tidak akan dicontoh oleh orang lain. Contoh yang karena pujian, over acting tidak akan masuk kepada hati orang lain. Contoh haruslah dilakukan dengan ikhlas. Jangan berharap atau bahkan berpikir untuk dipuji dan dihormati. Selalulah tanya pada diri ini contoh apa yang akan kita tunjukkan dalam hidup yang sekali-kalinya ini. Apakah contoh tauladan kebaikan ? Ataukah malah sebaliknya contoh tauladan keburukan ?

Naudzhubillah. Apakah contoh pribadi yang matang ataukah malah pribadi yang kekanak-kanakan? Karenanya menjadi suatu keharusan bagi seorang ayah, seorang ibu, seorang pemimpin, dan bagi siapa pun untuk memberikan contoh terbaik dari dirinya. Hidup cuma sekali dan belum tentu panjang umur. Akan menjadi suatu yang sangat indah jikalau kenangan dan warisan terbesar bagi keluarga dan lingkungan sekitar adalah terpancarnya cahaya pribadi kita yang layak di tauladani oleh siapa pun. Semuanya tiada lain adalah buah dari mulianya akhlak. 
 — Abdullah Gymnastiar

Profil DKM Al-Hurriyyah

Posted by Marboth Al-Hurriyyah On 18.00 0 comments

Yuk Kunjungi juga Web Masjid Salman ITB, Bandung

Posted by Marboth Al-Hurriyyah On 17.52 0 comments
Sekilas Salman

Masjid Salman merupakan masjid kampus yang menjadi laboratorium ruhani bagi masyarakat kampus
ITB. Wadah pembinaan insan, pengembangan masyarakat, dan pembangunan peradaban yang
Islami. Berbagai rangkaian program dan kegiatan telah diselenggarakan dan ditujukan untuk setiap kelompok usia, pendidikan, profesi, maupun kegiatan sosial masyarakat pada umumnya, dengan fokus pembinaan pada penciptaan kader-kader yang tangguh dan unggul dari mahasiswa ITB khususnya, maupun masyarakat kota Bandung umumnya hinggakepada Bangsa Indonesia pada akhirnya.

Sebagai bagian dari strategi guna menjalankan program dakwah Islam dan pelayanan umat, maka
dibentuk pula lembaga-lembaga profesional beserta program-program unggulannya. Diantaranya,
Lembaga Pengembangan Manajemen dan Ekonomi Syariah (LPES) dengan pelatihan Ekonomi
Syariah, Lembaga Muslimah Salman (LMS) dengan program Sekolah Pra Nikah dan Parenting Class,
dan Lembaga Kaderisasi (LK) membina kader inti mahasiswa yang difasilitasi asrama putra dan putri.

Sebagai lembaga yang fokus pada bidang dakwah, Salman juga membentuk Lembaga Pengembangan Dakwah (LPD) dengan salah satu program unggulannya adalah Rumah Al Quran. Untuk menjangkau objek dakwah dari berbagai kalangan dan strata, dibentuklah Lembaga Media yang menghasilkan produk-produk media massa berupa buletin dakwah, buku seputar ibadah, dan situs internet (www.cybermosque.com). Selain itu, sebagai sarana penunjang dakwah, YPM Salman ITB juga memiliki perpustakaan dan laboratorium komputer.

Agar Menghafal Lebih Mudah, Temukan Jurusnya

Posted by Marboth Al-Hurriyyah On 17.47 0 comments

Ustadz H. Taufik Hamim Efendi, Lc. MA Al-Hafizh (muslimtoday.net)


Menghafal Al-Qur’an memiliki keunikan tersendiri bagi para pegiatnya. Selain dibutuhkan tekad dan motivasi yang kuat, diperlukan pula trik-trik cerdas dalam metode menghafalnya. Ustadz H. Taufik Hamim Effendi, Lc, MA Al-Hafizh, Pimpinan Muntada Ahlul Qur’an, sebuah klub pecinta Al-Qur’an di kawasan Bekasi memberikan tips-tips khusus bagi para “Keluarga Allah” supaya mampu mengakselerasi hafalan.
Dalam bukunya, “Jurus Jitu Menghafal Al-Qur’an”, beliau mengupas tuntas trik-trik cerdasnya dengan beberapa poin khusus. Sosok kalem dan bersahaja yang pernah memberikan kuliah umumnya di hadapan santri LTIQ As-Syifa Al-Khoeriyyah ini membuat jurus-jurusnya sebagai berikut:

Jurus Jitu Menghafal Al-Qur an
  • Jurus pertama: Ikhlas sebagai kunci ilmu dan pemahaman
  • Jurus kedua: Menjauhi maksiat dan perbuatan dosa
  • Jurus ketiga: Memanfaatkan masa kanak-kanak dan masa muda
  • Jurus keempat: Memanfaatkan waktu giat dan segang
  • Jurus kelima: Memilih tempat yang tepat
  • Jurus keenam: Motivasi diri dan tekad yang benar
  • Jurus ketujuh: Memfungsikan semua indera
  • Jurus kedelapan: Menggunakan satu cetakan mushaf
  • Jurus kesembilan: Bacaan yang baik dan benar
  • Jurus kesepuluh: Hafalan yang berikatan
  • Jurus kesebelas: Memahami makna ayat yang dihafal
  • Jurus kedua belas: Hafalan yang baik
  • Jurus ketiga belas: Memiliki bacaan yang berkesinambungan
  • Jurus keempat belas: Kuatkan hafalan dalam sholat
  • Jurus kelima belas: Menghafal sendiri sedikit manfaatnya
  • Jurus keenam belas: Teliti dalam membawa ayat-ayat yang mirip
Jurus Jitu Menjaga Hafalan Biar Tidak Cepat Hilang
  • Jurus pertama: Pengaturan waktu
  • Jurus kedua: Menyediakan waktu khusus
  • Jurus ketiga: Wirid Al-Qur an
  • Jurus keempat: Menjadi Imam Shalat
  • Jurus kelima: Mengajarkan orang lain
  • Jurus keenam: Mendengarkan bacaan orang lain
  • Jurus ketujuh: Mendengarkan kaset atau CD Al-Qur an
  • Jurus kedelapan: Membaca sejarah para penghafal Al-Qur an
  • Jurus kesembilan: Biasakan membaca tanpa melihat mushaf
  • Jurus kesepuluh : Jauhi maksiat
Untuk memperoleh penjelasan yang lebih luas dan bernas, bisa dilihat dibukunya yang cukup menarik dan membantu para pecinta Al-Qur’an. [BM]

http://www.alshifacharity.com/index.php/europe/item/71-hafalan

Manusia Pemakan Bangkai

Posted by Marboth Al-Hurriyyah On 17.45 0 comments

"... apakah kamu suka memakan daging bangkai saudaramu sendiri.?... pasti kamu jijik..."

itu adalah sebuah penggalan kalimat dalam surah Al-hujuraat (49) ayat : 12, untuk memberikan perumpamaan orang yang suka menceritakan " Aib Saudaranya" untuk lebih jelasnya kita baca kutipan ayat itu sebagai berikut : " Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah berperasangka, sesungguhnya prasangka itu dosa. janganlah kamu mecari-cari kesalahan orang lain, dan jangan pula diantara kamu menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging bangkai saudaranya, pasti kamu akan merasa jijik, dan bertawalah kepada Allah SWT, sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang." ( Q.S Al-Hujuraat (49) ayat 12 ) Meluruskan Pengertiah Ghibah adalah mencertakan aib orang lain, tidak ada alasan darurat, semata karena ingin menyebarkan berita saja. Aib disini adalah yang fakta, karena kalau tidak fakta namanya bukan lagi Ghibah, tapi sudah Fitnah. Banyak orang merasa kalau cerita fakta berarti bukan mengunjing. ada lontaran kalimat : " ini bukan mau menggunjing looh.. tapi ini fakta..." nah sebenar nya itulah yang tidak boleh, yaa fakta itu... Beberapa pengecualian yang tidak tergolong Ghibah.
1. Maksiat dilakukan terang-terang, dipamer bahkan mengajak orang lain, seprti Allah menceritakan Fir'aun, Abu lahab, Raja Nambruz dan sebagainya.
2. Saksi di Pengadilan yang menceritakan kronologis kejadian pristiwa kejahatannya.
3. Pelapor tindak kriminal, yang menceeritakan kejadiannya hanya kepada aparat yang berwenang.
4. Pencegahan penipuan berantai agar tidak menambah korban, maka bisa disebarkan modus penipuannya.
5. Mat Comblang yang inigin menta'arufkan pencari jodoh, karena dalam islam dilarang pacaran. Perantara ini bisa menceritakan aib kepada masing-masing calon pasangan supaya tidak menyesal di kemudian hari.
6. Kebutuhan untuk menentukan Validitasi sebuah berita seperti dalam Ilmu Mustholahul hadits, setiap pembawa berita diteliti betul kredibilitasnya, kejujurannya dan sebagainya. supaya bisa dibedakan mana berita/hadits shahih, mana yang dha'if dan mana yang palsu.. Selain pengecualian kebutuhan darurat tersebut, maka Ghibah tidak boleh, hukumnya seperti makan daging bangkai manusia. nilah dosa yang paling enak, dan laris dijadikan komoditas non migas.
Berbagai tayangan acara di Televisi, jelas sekali menujukan bahwa acara ghibah apalagi yang dighibah adalah celebritis, sangat disukai oleh masyarakat. Sehingga paling banyak Iklan dan Rubrik acaranya tidak cukup satu dari masing masing televisi. Seperti ada kenikmatan tersendiri mendengar keretakan rumah tangga, perselingkuhan, perceraian orang lain. terbukti acara " memakan bangkai" ini tidak pernah surut, tidak pernah habis, mengalahkan film Tom and Jerry. sepanjang panjangnhya film kartun ada titik jenuhnya juga. tetapi menceritakan aib orang lain tidak ada titik jenuhnya. makin hari makin banyak pemirsanya.
Beberapa Kerugian :
1. Hukumnya maksiat dan berdosa bagi yang suka Ghibah.
2. Memindahkan Tabungan Pahala punya si pengghibah kepada yang di Ghibah.
3. Memindahkan Dosa punya yang dighibah kepada si Pengghibah.
4. Diberikan vonis oleh Allah sebagai orang yang suka memakai Bangkai daging manusia.
5. Membuang-buang waktu semantara pemborosan termasuk temannya Syaithan.
6. Merengganggkan bahkan bisa memutus tali Silaturrahiiim..
7. Dada semakin terhimpit, dunia semakin sempit, teman pergaulan semakin berkurang.
8. Lupa bermuhasabah diri sendiri karena sibuk mencari kesalahan orang lain.
9. Sulit berkembang, menuju perbaikan kerena merasa diriya selalu benar.
10. Sedikit lagi menuju fitnah jika nafsu bicara tidak terkendali, datanya tidak lengkap terus meluncur tuduhan.. Kiamat Sughra Sedemikian intensifnya acara hiburan memakan bangkai di televisi ini, maka menjadi budaya dan gaya hidup bangsa, menjadi tontonan yang mengasyikan, sambil minum kopi dan snack, tidak ada beban ato tanda-tanda berdosa diwajahnya, bahkan ikut menjadi komentator seperti pertandingan sepak bola. nauzubillahi min zaalik...

http://www.alshifacharity.com/index.php/kolom-mudir/item/13-manusia-pemakan-bangkai

Mars Al-Hurriyyah Telah Terbit

Posted by Marboth Al-Hurriyyah On 04.51 0 comments
Alhamdulillah, melalui perjuangan sulit, akhirnya Mars Al-Hurriyyah.mp3 dapat diterbitkan juga. InsyaAllah akan di Launching-kan perdana pada acara KALA (Keluarga Alumni Al-Hurriyyah) dan Pelantikan Pengurus Al-Hurriyyah 1433H.
Download disini :
http://www.4shared.com/mp3/l-S18Zko/Barivo-Mars_Al-Hurriyyah.htm

Mars Al-Hurriyyah
Munsyid : Barivo
----------------------

Bangkitlah engkau para mujahid
Marilah kita makmurkan masjid
Raihlah ridho ilahi
Di masjid alhurriyyah
[2x]

Ayolah para aktifvis masjid
Lapangkan hati kita yang sempit
Di masjid alhurriyyah
Masjid kita tercinta

Alhurriyyah [2x]
Kau berdiri kokoh disana
Alhurriyyah [2x]
Raih kemuliaan hakiki
Alhurriyyah [2x]
Kau berdiri kokoh disana
Alhurriyyah [2x]
Bangun bangkit bergerak bersama Islam
Gapai kemenangan

Ujin Tahsin - Tahfizh LPQ Al-Hurriyyah

Posted by Marboth Al-Hurriyyah On 11.16 0 comments

Delapan Tanda Orang Ikhlas

Posted by Marboth Al-Hurriyyah On 11.13 0 comments


 Dua Syarat Amal
Amal yang kita lakukan akan diterima Allah jika memenuhi dua rukun. Pertama, amal itu harus didasari oleh keikhlasan dan niat yang murni: hanya mengharap keridhaan Allah swt. Kedua, amal perbuatan yang kita lakukan itu harus sesuai dengan sunnah Nabi saw.
Syarat pertama menyangkut masalah batin. Niat ikhlas artinya saat melakukan amal perbuatan, batin kita harus benar-benar bersih. Rasulullah saw. bersabda, “Innamal a’maalu bin-niyyaat, sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung niatnya.” (Bukhari dan Muslim). Berdasarkan hadits itu, maka diterima atau tidaknya suatu amal perbuatan yang kita lakukan oleh Allah swt. sangat bergantung pada niat kita.
Sedangkan syarat yang kedua, harus sesuai dengan syariat Islam. Syarat ini menyangkut segi lahiriah. Nabi saw. berkata, “Man ‘amala ‘amalan laisa ‘alaihi amrunaa fahuwa raddun, barangsiapa yang mengerjakan suatu perbuatan yang tidak pernah kami diperintahkan, maka perbuatan itu ditolak.” (Muslim).

Tentang dua syarat
tersebut, Allah swt. menerangkannya di sejumlah ayat dalam Alquran. Di antaranya dua ayat ini. “Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh….” (Luqman: 22).

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan….” (An-Nisa: 125). Yang dimaksud dengan “menyerahkan diri kepada Allah” di dua ayat di atas adalah mengikhlaskan niat dan amal perbuatan hanya karena Allah semata. Sedangkan yang yang dimaksud dengan “mengerjakan kebaikan” di dalam ayat itu ialah mengerjakan kebaikan dengan serius dan sesuai dengan sunnah Rasulullah saw.

Fudhail bin Iyadh pernah menerangkan tentang ayat 2 surat Al-Mulk, “Liyabluwakum ayyukum ahsanu ‘amala, supaya Allah menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.” Menurutnya, maksud “yang lebih baik amalnya” adalah amal yang didasari keikhlasan dan sesuai dengan sunnah Nabi SAW.


Seseorang bertanya kepadanya, “Apa yang dimaksud dengan amal yang ikhlas dan benar itu?” Fudhail menjawab, “Sesungguhnya amal yang dilandasi keikhlasan tetapi tidak benar, tidak diterima oleh Allah swt. Sebaliknya, amal yang benar tetapi tidak dilandasi keikhlasan juga tidak diterima oleh Allah swt. Amal perbuatan itu baru bisa diterima Allah jika didasari keikhlasan dan dilaksanakan dengan benar. Yang dimaksud ‘ikhlas’ adalah amal perbuatan yang dikerjakan semata-mata karena Allah, dan yang dimaksud ‘benar’ adalah amal perbuatan itu sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.” Setelah itu Fudhail bin Iyad membacakan surat Al-Kahfi ayat 110, “Barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaknya ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.”
Jadi, niat yang ikhlas saja belum menjamin amal kita diterima oleh Allah swt., jika dilakukan tidak sesuai dengan apa yang digariskan syariat. Begitu juga dengan perbuatan mulia, tidak diterima jika dilakukan dengan tujuan tidak mencari keridhaan Allah SWT.

Delapan Tanda Keikhlasan
Ada delapan tanda-tanda keikhlasan yang bisa kita gunakan untuk mengecek apakah rasa ikhlas telah mengisi relung-relung hati kita. Kedelapan tanda itu adalah:
1. Keikhlasan hadir bila Anda takut akan popularitas
Imam Ibnu Syihab Az-Zuhri berkata, “Sedikit sekali kita melihat orang yang tidak menyukai kedudukan dan jabatan. Seseorang bisa menahan diri dari makanan, minuman, dan harta, namun ia tidak sanggup menahan diri dari iming-iming kedudukan. Bahkan, ia tidak segan-segan merebutnya meskipun harus menjegal kawan atau lawan.” Karena itu tak heran jika para ulama salaf banyak menulis buku tentang larangan mencintai popularitas, jabatan, dan riya.

Fudhail bin Iyadh berkata, “Jika Anda mampu untuk tidak dikenal oleh orang lain, maka laksanakanlah. Anda tidak merugi sekiranya Anda tidak terkenal. Anda juga tidak merugi sekiranya Anda tidak disanjung ornag lain. Demikian pula, janganlah gusar jika Anda menjadi orang yang tercela di mata manusia, tetapi menjadi manusia terpuji dan terhormat di sisi Allah.” Meski demikian, ucapan para ulama tersebut bukan menyeru agar kita mengasingkan diri dari khalayak ramai (uzlah). Ucapan itu adalah peringatan agar dalam mengarungi kehidupan kita tidak terjebak pada jerat hawa nafsu ingin mendapat pujian manusia. Apalagi, para nabi dan orang-orang saleh adalah orang-orang yang popular. Yang dilarang adalah meminta nama kita dipopulerkan, meminta jabatan, dan sikap rakus pada kedudukan. Jika tanpa ambisi, untuk kepentingan kebaikan dan tanpa meminta kita menjadi dikenal orang, itu tidak mengapa. Meskipun itu bisa menjadi malapetaka bagi orang yang lemah dan tidak siap menghadapinya.

2. Ikhlas ada saat Anda mengakui bahwa diri Anda punya banyak kekurangan
Orang yang ikhlas selalu merasa dirinya memiliki banyak kekurangan. Ia  merasa belum maksimal dalam menjalankan segala kewajiban yang dibebankan Allah SWT. Karena itu ia tidak pernah merasa ujub dengan setiap kebaikan yang dikerjakannya. Sebaliknya, ia cemasi apa-apa yang dilakukannya tidak diterima Allah SWT. karena itu ia kerap menangis.
Aisyah r.a. pernah bertanya kepada Rasulullah saw. tentang maksud firman Allah: “Dan orang-orang yang mengeluarkan rezeki yang dikaruniai kepada mereka, sedang hati mereka takut bahwa mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” Apakah mereka itu orang-orang yang mencuri, orang-orang yang berzina, dan para peminum minuman keras, sedang mereka takut akan siksa dan murka Allah ‘Azza wa jalla? Rasulullah saw. menjawab, “Bukan, wahai Putri Abu Bakar. Mereka itu adalah orang-orang yang rajin shalat, berpuasa, dan sering bersedekah, sementera mereka khawatir amal mereka tidak diterima. Mereka bergegas dalam menjalankan kebaikan dan mereka orang-orang yang berlomba.” (H.R.Ahmad).

3. Keikhlasan hadir ketika Anda lebih cenderung untuk menyembunyikan amal kebajikan
Orang yang tulus adalah orang yang tidak ingin amal perbuatannya diketahui orang lain.Ibarat pohon, mereka lebih senang menjadi akar yang tertutup tanah tapi menghidupi keseluruhan pohon.Ibarat rumah, mereka pondasi yang berkalang tanah namun menopang keseluruhan bangunan. Suatu hari Umar bin Khaththab pergi ke Masjid Nabawi. Ia mendapati Mu’adz sedang menangis di dekat makam Rasulullah saw.Umar menegurnya, “Mengapa kau menangis?” Mu’adz menjawab, “Aku telah mendengar hadits dari Rasulullah saw.bahwa beliau bersabda, ‘Riya sekalipun hanya sedikit,ia termasuk syirik.Dan barang siapa memusuhi kekasih-kekasih Allah maka ia telah menyatakan perang terhadap Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang baik, takwa,serta tidak dikenal. Sekalipun mereka tidak ada, mereka tidak hilang dan sekalipun mereka ada, mereka tidak dikenal.Hati mereka bagaikan pelita yang menerangi petunjuk.Mereka keluar dari segala tempat yang gelap gulita.”
(H.R.Ibnu Majah dan Baihaqi)
4. Ikhlas ada saat Anda tak masalah ditempatkan sebagai pemimpin atau prajurit
Rasulullah saw. melukiskan tipe orang seperti ini dengan berkata, “Beruntunglah seorang hamba yang memegang tali kendali kudanya di jalan Allah sementara kepala dan tumitnya berdebu. Apabila ia bertugas menjaga benteng pertahanan, ia benar-benar menjaganya. Dan jika ia bertugas sebagai pemberi minuman, ia benar-benar melaksanakannya.”Itulah yang terjadi pada diri Khalid bin Walid saat Khalifah Umar bin Khaththab memberhentikannya dari jabatan panglima perang. Khalid tidak kecewa apalagi sakit hati. Sebab, ia berjuang bukan untuk Umar, bukan pula untuk komandan barunya Abu Ubaidah. Khalid berjuang untuk mendapat ridha Allah swt.
5. Keikhalasan ada ketika Anda mengutamakan keridhaan Allah daripada keridhaan manusia
Tidak sedikit manusia hidup di bawah bayang-bayang orang lain. Bila orang itu menuntun pada keridhaan Allah, sungguh kita sangat beruntung.
Tapi tak jarang orang itu memakai kekuasaannya untuk memaksa kita bermaksiat kepada Allah swt. Di sinilah keikhlasan kita diuji.

Memilih keridhaan Allah SWT. atau keridhaan manusia yang mendominasi diri kita? Pilihan kita seharusnya seperti pilihan Masyithoh si tukang sisir anak Fir’aun. Ia lebih memilih keridhaan Allah daripada harus menyembah Fir’aun.
6. Ikhlas ada saat Anda cinta dan marah karena Allah
Adalah ikhlas saat Anda menyatakan cinta dan benci, memberi atau menolak, ridha dan marah kepada seseorang atau sesuatu karena kecintaan Anda kepada Allah dan keinginan membela agamaNya, bukan untuk kepentingan pribadi Anda. Sebaliknya, Allah swt. mencela orang yang berbuat kebalikan dari itu. “Dan di antara mereka ada orang yang mencela tentang (pembagian) zakat. Jika mereka diberi sebagian daripadanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebagian daripadanya, dengan serta merta mereka menjadi marah.” (At-Taubah: 58)
7. Keikhalasan hadir saat Anda sabar terhadap panjangnya jalan
Keikhlasan Anda akan diuji oleh waktu. Sepanjang hidup Anda adalah ujian. Ketegaran Anda untuk menegakkan kalimatNya di muka bumi meski tahu jalannya sangat jauh, sementara hasilnya belum pasti dan kesulitan sudah di depan mata, amat sangat diuji. Hanya orang-orang yang mengharap keridhaan Allah yang bisa tegar menempuh jalan panjang itu. Seperti Nabi Nuh a.s. yang giat tanpa lelah selama 950 tahun berdakwah. Seperti Umar bin Khaththab yang berkata, “Jika ada seribu mujahid berjuang di medan juang, aku satu di antaranya. Jika ada seratus mujahid berjuang di medan juang, aku satu di antaranya. Jika ada sepuluh mujahid berjuang di medan juang, aku satu di antaranya. Jika ada satu mujahid berjuang di medan juang, itulah aku!”
8. Ikhlas ada saat Anda merasa gembira jika kawan Anda memiliki kelebihan
Yang paling sulit adalah menerima orang lain memiliki kelebihan yang tidak kita miliki. Apalagi orang itu junior kita. Hasad. Itulah sifat yang menutup keikhlasan hadir di relung hati kita. Hanya orang yang ada sifat ikhlas dalam dirinya yang mau memberi kesempatan kepada orang yang mempunyai kemampuan yang memadai untuk mengambil bagian dari tanggung jawab yang dipikulnya. Tak ada rasa iri. Tak ada rasa dendam. (oleh : Ust. M. Bugi)


Pelantikan BPRT DKM Al-Hurriyyah

Posted by Marboth Al-Hurriyyah On 07.00 0 comments

Pantai Parangtritis
26 Desember 2012
-Pelantikan Bersama Sejuknya Angin Melmbai-
-Menambah Sejuknya Ukhuwah Antara Kami-


Ketua Lembaga Al-Hurriyyah Terpilih 1434H

Posted by Marboth Al-Hurriyyah On 06.52 0 comments


Selamat Kepada yang Terpilih Sebagai
Ketua-Ketua di Lembaga Al-Hurriyyah :

Faisal Rahman (BIK 48) - Ketua LDK
Agit Supriadi (SIL 47) - Ketua LPQ
Abdul Azis (BDP 47) - Ketua ISC
Azfar Reza M. (ESL 47) - Ketua Birena


Silaturrahim Alumni Al-Hurriyyah

Posted by Marboth Al-Hurriyyah On 06.49 0 comments


Silaturrahim Alumni Al-Hurriyyah
(Reuni Angkatan 37 - 45)

Minggu, 27 Januari 2013
[at] Aula Masjid Al-Hurriyyah
08.00 - 14.00

Live Performence :
Nasyid Putih Nada (Alumni Angkatan 43)
Nasyid Arco da Vella (Angkatan 47)
Tausyiah :
Ketua DKM Al-Hurriyyah

Dari Abu Barzah Al-Aslami radhiyallahu ’anhu ia berkata: “Jika Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam hendak bangun dari suatu majelis beliau membaca: Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika “Maha Suci Engkau ya Allah dan segala puji bagiMu, aku bersaksi bahwa tiada ilah selain Engkau aku mohon ampun dan bertaubat kepadaMu". Seorang sahabat berkata: “Ya Rasulullah, engkau telah membaca bacaan yang dahulu tidak biasa engkau baca?” Beliau menjawab: “Itu sebagai penebus dosa yang terjadi dalam sebuah majelis.” (HR Abu Dawud 4217)

Profil DKM Al-Hurriyyah